COMMUNITY COMMUNITY EMPOWERMENT PROCESSING GEDEBOG BANANA WASTE INTO "BANANA THE BOG" IN KRANDON TEGAL DISTRICT
DOI:
https://doi.org/10.54199/pjcd.v5i1.349Keywords:
Gedebog Banana, Banana The Bog, Organic Waste, Community EmpowermentAbstract
Community service activities are carried out to foster creativity in processing organic waste which is often found in the community. Banana gedebog waste is often found and its processing has not been utilized optimally. Gedebog bananas have quite high nutritional and fiber content which can help the immune system and human health if processed properly. After harvesting bananas, banana gedebogs often pile up and become waste, whereas overseas the price turns out to be very high. This community service aims to: 1) Provide counseling and assistance so that participants have knowledge about the benefits of banana gedebog waste and stimulate participants' creativity in processing banana gedebog into alternative food that has good nutrition. 2) Accompany participants to practice how to process banana gedebog into snacks in the form of banana gedebog chips. 3) The assistance process is carried out from the beginning of the processing process to the packaging process so that it can be sold. 4) Assist in creating an online sales platform on social media. Community service activities are carried out in groups of PKK women in Krandon Village, Margadana District, Tegal City according to mutually agreed times so that the empowerment goals can be achieved.
References
[1] P. Kusumaningsih and G. Mustika, “Pengaruh Substitusi Bonggol Pisang (Musa paradisiaca) dan Perendaman Kitosan terhadap Kandungan Gizi dan Mutu Tempe (The Effect of Banana Weevil Substitute and Chitosan Dipping in Nutrition Component and the Quality of Tempeh),” Bali, 2021.
[2] N. Yaco and U. Wusqa Abidin, “Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar pada Siswa di SMK Negeri 1 Polewali Kabupaten Polewali Mandar,” vol. 4, no. 2, 2018.
[3] Y. Rohmah, “Outlook Komoditas Pisang (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian 2016),” 2016.
[4] B. Indra Wijaya Aziz and R. Rasyid, “Pemanfaatan Kulit Batang Pisang sebagai Karya Kerajinan pada Ibu-ibu Rumah Tangga Desa Kaliang Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang,” Jurnal Imajinasi, vol. 5, 2021.
[5] Bela Armelia Putri, “Nilai Ekonomis batang Pisang sebagai Alternatif Pendapatan Masyarakat,” 2021.
[6] Wieke Dewi Martirawati, “Pengelolaan Limbah Pelepah Pisang sebagai Bahan Baku Pembuatan Baki,” Semarang, 2017.
[7] R. Rufaidah, O. Kurniawan, and D. R. Setiawardhana, “Eksplorasi Pelepah Pohon Pisang Untuk Dijadikan Produk Interior,” 2021.
[8] S. Rohmani and A. Yugatama, “Pemberdayaan Masyarakat melalui Wirausaha Kerupuk Bonggol Pisang di Kabupaten Sukoharjo (Community Empowerment on Entrepreneurship by Crakers Banana Rhizome in Sukoharjo District),” Agrokreatif Jurnal Pengabdian Masyarakat, vol. 5, no. 2, pp. 103–108, Jun. 2019.
[9] E. Amilia and N. Hidayanti, “Pengolahan Pemanfaatan Pelepah Pisang Menjadi Keripik Sebagai Makanan sehat dalam Upaya Peningkatan Perekonomian di Kampung Kemeranggen Kelurahan Taman Baru Kecamatan Taktakan,” 2022.
[10] J. Susanto, A. Sofa, Z. Anggraini, F. Ifan Dolly, and M. Chotib Institut Administrasi Dan Kesehatan Setih Setio Muara Bungo, “Pelatihan UMKM tentang Pengolahan Pelepah Pisang di Desa Sekancing Ilir Kecamatan Tiang Pumpung Kabupaten Merangin,” 2022.
[11] W. Sya’roni, I. S. Mulyati, and M. N. F. Hidayat, “PKM Pengolahan Batang dan Pelepah Pohon Pisang untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa Pakuniran, Kecamatan Pakuniran,” GUYUB: Journal of Community Engagement, vol. 2, no. 3, Dec. 2021, doi: 10.33650/guyub.v2i3.3026.
[12] F. F. Jumiati, “Pemanfaatan Jantung Pisang dan Kluwih pada Pembuatan Abon Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Ditinjau dari Analisis Proksimat, dan Uji Asam Tiobarbiturat (TBA),” 2018. [Online]. Available: http://www.mediasemarang.com.
[13] M. Wantina, L. Sri Rahayu, and I. Yuliana, “Keragaman Konsumsi Pangan Sebagai Faktor Risiko Stunting pada Balita Usia 6-24 Bulan (The relationship diversity of food consumption with stunting on toddler age 6-24 months),” vol. 2, no. 2, pp. 89–96, 2017.
[14] Atika Riasari, “Pemberdayaan Masyarakat Pemanfaatan Limbah Pelepah Pisang Untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat (Desa Marga Mulya Kec. Bumi Agung Kab. Lampung Timur),” NUSANTARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, p. 44, 2021.
[15] T. Rosdiyani, O. Oktaviani, M. A. Ridlo, M. Syahirudin, A. S. Kamal, and T. Setiyabudi, “Pemanfaatan Pelepah Pisang Sebagai Olahan Makanan Upaya Peningkatan Kesejahteraan di Kampung Ciguha Kecamatan Carenang,” Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, vol. 8, no. 1, pp. 224–232, Mar. 2023, doi: 10.30653/jppm.v8i1.247.
[16] F. X. Sulistiyanto Wibowo and E. Prasetyaningrum, “Pemanfaatan Ekstrak Batang Tanaman Pisang (Musa paradisiacal) sebagai Obat Antiacne dalam Sediaan Gel Antiacne,” 2015.
[17] I. Raharjo and G. Andaka, “Pengambilan Zat Antimicrobial Saponin dari Batang Pisang (Musa Acuminata) dengan Pelarut Methanol (Variabel pengaruh waktu dan suhu ekstraksi),” Jurnal Inovasi Proses, vol. 5, no. 1, 2020.
[18] M. Ramdan, K. Mulkiya, E. Rachmawati, and P. Farmasi, “Identifikasi Senyawa yang Memiliki AktivitasAntibakteri pada Getah Pelepah Pisang Manggala (Musa X Paradisiaca L.)dengan Metode Bioautografi Kontak,” in Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba, 2015.
[19] A. N. Devri, H. Santoso, and M. Muhfahroyin, “Manfaat Batang Pisang dan Ampas Tahu sebagai Pakan Konsentrat Ternak Sapi,” Bolova, vol. 1, no. 1, pp. 30–35, Jan. 2020, doi: 10.24127/biolova.v1i1.33.
[20] T. Dhalika, A. Budiman, and B. Ayuningsih dan Mansyur, “Nilai Nutrisi Batang Pisang dari Produk Bioproses (Ensilage) Sebagai Ransum Lengkap (Nutrition value of Banana Pseudostem from Bioprecces Produt (ensilage) as A Complete Ration),” Jurnal Ilmu Ternak, vol. 11, no. 1, pp. 17–23, 2011.
[21] I. Sutowo, T. Adelina, and D. D. Febrina, “Kualitas Nutrisi Silase Limbah Pisang (Batang dan Bonggol) dan Level Molases yang Berbeda sebagai Pakan Alternatif Ternak Ruminansia,” Jurnal Peternakan, vol. 13, no. 2, pp. 41–47, 2016.